Detiknewsocean.com, Jakarta ~ Kebutuhan gizi seimbang bisa dipenuhi oleh masyarakat dengan mengonsumsi pangan bergizi yang tidak harus mahal.
Demikian disampaikan Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Rifda Naufalin.
“Konsumsi makanan bergizi tidak harus mahal, misalkan tempe dan tahu,” kata Prof Rifda Naufalin, Senin (27/11).
![]() |
Ilustrasi. Pasar makanan halal potensi besar bagi ekonomi syariah Indonesia/aktual.com. |
Dia menjelaskan pangan dengan gizi seimbang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi sumber karbohidrat, lauk, sayuran, buah dan susu.
Sementara di Indonesia, kata dia, salah satu permasalahan dalam pemenuhan gizi seimbang adalah kurangnya kalori protein.
“Padahal protein bisa diperoleh dari tempe dan tahu yang tidak mahal. Tempe dan tahu, merupakan lauk yang kaya protein nabati,” katanya.
Namun demikian, kata dia, anak-anak terkadang kurang tertarik mengonsumsi tempe dan tahu.
“Terkadang ada sebagian anak yang mungkin kurang tertarik dengan tempe atau tahu goreng,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perlu inovasi dan kreasi untuk mengolah supaya menjadi produk pangan yang diminati.
- KPK Periksa Setnov Terkait Pengadaan Paket Penerapan E-KTP Dengan Tersangka Anang Sugiana
- Kuasa Hukum Andi Narogong Harap Pengajuan JC Ringankan Vonis
- 4 Pegawai BPK Diperiksa KPK Terkait Suap Harley Davidson
- Peran Gamawan Fauzi dan Jatah Hadiah Haram Proyek e-KTP
- Sebut Sengaja Tak Kejar Pertumbuhan Ekonomi Terlalu Tinggi, Kerjanya Darmin “Ngeles Terus”
- Nelayan Desak Bangun Rambu Alur di Laut Belawan
- Aulia E Marinto: "Cancel ya Cancel Saja, Wajar-wajar Saja..."
- Indonesia Jadi Inspirasi Perkembangan Produk Google
- Mulan Nangis Dan Dhani Tersangka, Maia Tulis Kicauan Bijak Sekaligus Kocak
- 1 Desember 1956. Sukarno-Hatta: Dwitunggal yang Tanggal
Dia menambahkan sayur juga memiliki banyak sumber vitamin dan mineral.
“Namun terkadang orang susah sekali mengonsumsi sayur, karena itu diperlukan inovasi untuk meningkatkan minat pada konsumsi sayur,” katanya.
Dia menjelaskan untuk memperoleh produk pangan yang memenuhi gizi seimbang, masyarakat harus terus meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
“Dengan demikian masyarakat mengetahui kalau pemenuhan makanan bergizi bukan berarti harus berbiaya tinggi,” katanya seperti diberitakan Aktual. (***)